Deretan Film Dokumenter Netflix yang Menimbulkan Kontroversi

Film dokumenter memiliki kekuatan untuk mengedukasi penonton dengan menghadirkan fakta-fakta dan cerita yang memperluas pemahaman mereka tentang suatu topik. Namun, tidak semua film dokumenter berhasil mencapai tujuan tersebut.

Beberapa film dokumenter yang diproduksi oleh Netflix telah menuai kontroversi dan menjadi perbincangan hangat di kalangan penonton. Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa film dokumenter Netflix yang berakhir dengan kontroversi.

1. Harry and Meghan

Film dokumenter ini dirilis pada tahun 2022 dan mengisahkan tentang kehidupan Pangeran Harry dan Meghan Markle setelah mereka mengundurkan diri dari Kerajaan Inggris. Namun, film ini menimbulkan kontroversi karena konflik yang terungkap antara Harry dan kakaknya, Pangeran William, setelah rilisnya film tersebut.

Selain itu, Netflix juga menuai kritik karena menayangkan wawancara Lady Diana yang seharusnya tidak boleh ditayangkan lagi. Tindakan ini memicu emosi di kalangan banyak pihak dan menjadi sumber perdebatan.

2. The Devil Next Door

Film ini mengangkat tragedi Holokaus dan upaya untuk membawa penjahat perang Nazi ke pengadilan. Namun, Netflix membuat kesalahan dengan tidak secara mendetail menggambarkan kamp-kamp Nazi yang menjadi tempat terjadinya kekejaman tersebut.

Selain itu, penggunaan peta Polandia yang keliru juga menimbulkan kecaman dari perdana menteri Polandia dan masyarakat Polandia. Kedua kesalahan ini mencemarkan citra film dokumenter tersebut, meskipun pada awalnya film ini mendapat sambutan luas.

3. Seaspiracy

Seaspiracy adalah film dokumenter yang mendapatkan pujian dari banyak penonton di seluruh dunia. Namun, film ini juga menjadi kontroversial karena beberapa pihak menganggap bahwa beberapa narasumbernya tidak kompeten dalam menyampaikan opini mereka. Beberapa kalangan juga berpendapat bahwa film ini merusak citra makanan laut secara historis.

Seaspiracy mengungkapkan perburuan biota laut yang massif dan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Film ini juga mengungkap dugaan korupsi dalam industri perikanan komersial. Meskipun mendapat pujian, kontroversi ini menyebabkan perdebatan di kalangan penonton.

4. Tiger King: Murder, Mayhem and Madness

Film dokumenter ini dirilis pada tahun 2020 dan menjadi perhatian banyak orang. Tiger King menceritakan perseteruan antara kolektor hewan buas dan aktivis hewan. Meskipun film ini mendapatkan respons yang baik secara umum, beberapa organisasi pecinta hewan, seperti PETA (People for the Ethical Treatment of Animals), mengkritik film ini karena dugaan kekerasan terhadap hewan yang dilakukan oleh Netflix demi mendapatkan cerita dan gambar yang menarik bagi penonton. Kritik tersebut dilontarkan secara keras oleh organisasi pecinta lingkungan.

5. Making a Murder

Serial ini memiliki dua musim yang tayang dari tahun 2015 hingga 2018. Making a Murderer adalah serial dokumenter yang mengisahkan kisah Steven Avery, seorang pria yang dipenjara selama 18 tahun atas tuduhan pembunuhan yang kemudian dibebaskan.

Namun, setelah bebas, Avery ditangkap kembali dalam waktu dua tahun atas tuduhan yang serupa. Serial ini menjadi kontroversial karena Netflix dituduh memutarbalikkan fakta hukum yang menjerat Avery.

Dampak dari dokumenter ini cukup signifikan, di mana banyak warga Amerika Serikat merasa tergerak untuk beraksi dan mengajukan petisi agar Avery dibebaskan. Namun, Netflix menerima gugatan dari petugas penegak hukum yang menuduh bahwa platform tersebut dengan sengaja menyajikan narasi yang bias dan tidak akurat.

Kontroversi ini memunculkan pertanyaan tentang objektivitas dan keadilan dalam pembuatan dan penayangan film dokumenter.

6. Queen Cleopatra

Queen Cleopatra adalah film dokumenter yang memicu perdebatan luas karena pemilihan pemeran Cleopatra yang dianggap tidak tepat. Banyak pakar sejarah berpendapat bahwa Cleopatra adalah keturunan Yunani dan Makedonia, sehingga memungkinkan ia memiliki kulit putih dengan rambut pirang.

Namun, Netflix memilih Jada Pinkett Smith, seorang aktris berkulit hitam, untuk memerankan Cleopatra. Netflix memiliki alasan mereka sendiri dalam mengambil keputusan tersebut, dengan mengaitkannya dengan asal-usul geografis Cleopatra di Afrika.

Kontroversi ini bukan hanya menciptakan diskusi di kalangan masyarakat umum, tetapi juga di antara para ahli sejarah yang berbeda pendapat mengenai warna kulit Cleopatra. Di samping kontroversi pemilihan pemeran, serial Queen Cleopatra juga mendapatkan ulasan yang buruk dari banyak platform, menggarisbawahi betapa kompleksnya menyajikan sejarah dan memenuhi harapan penonton.

Film dokumenter memiliki potensi untuk mengubah pandangan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang suatu topik. Namun, sebagai pembuat dan penonton, penting bagi kita untuk menyadari bahwa dokumenter juga bisa menjadi sumber kontroversi dan perdebatan.

Setiap keputusan dalam pembuatan film dokumenter harus dipertimbangkan dengan seksama untuk menghindari miskomunikasi dan penyajian yang tidak akurat.

Baca Juga
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.