Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi wisata yang sangat beragam. Salah Satunya adalah potensi wisata alam. Tempat wisata alam Jawa Tengah tersebar di hampir seluruh kawasan kabupaten dan kota. Tempat wisata alam itu mulai dari air terjun, telaga, hutan, gua, hingga dataran tinggi. Setiap tempat wisata alam di Provinsi Jawa Tengah ini tentu memiliki keunikan dan keindahan yang berbeda-beda. Wisatawan pun akan memiliki kesan tertentu ketika mengunjunginya. Berikut ini beberapa tempat wisata alam Jawa Tengah yang menarik untuk dikunjungi para wisatawan.
Dataran Tinggi Dieng
Dataran Tinggi Dieng atau Dieng Pleteu merupakan tujuan wisata utama yang terletak di antara Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Dataran Tinggi Dieng merupakan daerah tujuan wisata nomor dua di Jawa Tengah setelah Candi Borobudur. Tempat wisata yang terdapat di Dataran Tinggi Dieng berupa candi-candi Hindu, kawah dan telaga. Candi-candi tersebut adalah Candi Banowati, Puntodewa, Arjuna, Sembordo, Srikandi, Gatotkaca, dan Bima.
Selain candi, tempat wisata berupa kawah dan telaga, antara lain Kawah Sikidang, Kawah Sibanteng, Kawah Sileri, Kawah Candradimuka, Telaga Balekambang, Telaga Merdada, Telaga Siwi, Telaga Dringa, Kawah Sinila, Sumur Jala Tunda, Gua Jimat dan Gangsiran Aswatama.
Bukit Sikunir Dieng
Bukit Sikunir Dieng berada di kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng pada ketinggian 2.263 mdpl. Bukit Sikunir tepat berada di Timur Desa Sembungan, Kecamata Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Desa Sembungan ini merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa.
Puncak Sikunir terkenal dengan Golden Sunrise. Tempat ini sangat strategis digunakan untuk melihat terbitnya matahari dengan warna jingga keemasan di langit menyinari gunung-gunung yang diselimuti kabut. Waktu terbaik untuk melihat Golden Sunrise tanpa tertutup kabut dan awan pada saat musim kemarau. Tidak hanya golden sunrise yang diincar para wisatawan, tetapi juga lanskap deretan beberapa gunung tinggi di Pulau Jawa.
Di Bukit Sikunir Dieng terdapat tempat wisata lain yaitu Telaga Cebong. Nama Telaga Cebong diberikan karena telaga ini terlihat seperti cebong atau berudu jika dilihat dari Puncak Sikunir. Selain itu, adapula Curug Sikarim. Curug Sikarim memiliki ketinggian air terjun 24 m. Belum banyak wisatawan mendatangi Curug Sikarim karena akses menuju air terjun cukup sulit. Untuk menuju ke sana, dibutuhkan jasa pemandu wisata lokal.
Telaga Warna Dieng
Tempat Wisata Alam Jawa Tengah selanjutnya adalah Telaga Warna, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Telaga ini masih masuk dalam kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng. Telaga Warna Dieng berada di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut. Telaga Warna Dieng memiliki keunikan yang menjadi daya tarik wisatawan.
Permukaan warna telaga dapat berubah-ubah setiap waktu tergantung cuaca, sudut pandang, dan jarak pandang. Permukaan air di Telaga Warna dapat berwarna hijau, biru laut, putih kekuningan, dan berwarna-warni seperti pelangi. Fenomena perubahan warna ini terjadi karena ketinggian kandungan sulfur di dasar telaga. Saat terkena cahaya matahari, terjadi pembiasan cahaya pada endapan belerang/sulfur di dasar Telaga Warna.
Baca Juga:
- Gading Paradise Kebumen, Destinasi Wisata Instagenic Cocok untuk Mileneial yang Hobi Selfie
- Pantai Nglambor Gunungkidul Akuarium Semesta di Jagad Jogja
- Pantai Kukup Kabupaten Gunungkidul Pesona Alam yang Menyimpan Banyak Misteri
- Gili Air Lombok Surga Bagi Penikmat Pesona Bawah Laut Indonesia
- Pantai Krakal Kabupaten Gunungkidul Keindahan Alam yang Memesona
- Pantai Jungwok Kabupaten Gunungkidul Pesona Pantai Sisi Selatan Yogyakarta yang Penuh Misteri
- Pantai Jogan Kabupaten Gunungkidul Peraduan Eskostik Air Terjun dan Laut di Selatan Yogyakarta
- Pantai Indrayanti Yogyakarta: Info Lokasi, Rute dan Harga Tiket
- Pantai Dirini Gunungkidul Yogyakarta: Info Lokasi, Rute dan Harga Tiket
- Baturaden Purwokerto, Wisata Menarik untk Berlibur Besama Keluarga
- Pantai Baru Bantul Yogyakarta Pesona Alam yang Tiada Duanya
Kunikan lain di kawasan wisata ini adalah keberadaan Telaga Pengilon. Telaga Pengilon letaknya bersandingan dengan Telaga Warna. Air di Telaga Pengilon tidak terpengaruh oleh air Telaga Warna. Warna permukaan air tetap jernih seperti cermin karena memiliki kandungan sulfur rendah. Air di Telaga Pengilon banyak dimanfaatkan warga sekitar sebagai sumber irigasi untuk mengairi ladang tanaman kentang yang menjadi komdoditas utama Dieng.
Curug Sewu
Air terjun Curug Sewu merupakan salah satu tempat wisata alam Jawa Tengah yang memiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri dibandingkan dengan air terjun lainnya. Air terjun ini memiliki ketinggian mencapai 70 meter dan terdiri atas tiga terjunan. Setiap terjunan memiliki ketinggian 40 meter, 15 meter dan 20 meter.
Air terjun Curug Sewu terlihat sangat indah, terutama pada saat di antara terjunan tersebut muncul pelangi dengan aneka warna yang memesona. Tempat wisata ini telatak sekitar 40 Km dari Kota Kendal, dengan terlebih dahulu melewati Kota Weleri dan Sukorejo. Rute dari Temanggung dan Wonosobo pengunjung dapat melewati Parakan-Ngadirejo-Patean-Curug Sewu.
Telaga Menjer
Telaga Menjer merupakan salah satu destinasi wisata alam Jawa Tengah yang terletak di Desa Maron, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, tepatnya 12 Km sebelah utara Kota Wonosobo. Telaga Menjer terbentuk akibat letusan vulkanik Gunung Pakuwaja.
Telaga Menjer berada pada ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut dengan luas 70 ha dan kedalaman 45 meter. Telaga ini merupakan telaga alam terluas di Kabupaten Wonosobo. Wisata yang ditawarkan di Telaga Menjer yaitu mengelilingi telaga dengan menaiki perahu.
Api Abadi Mrapen
Api Abadi Mrapen merupakan salah satu tempat wisata alam Jawa Tengah yang cukup unik. Pasalnya, Api abadi ini merupakan api yang keluar dari dalam tanah, dan tidak pernah padam meskipun pada musim hujan.
Tempat wisata Api Abadi Mrapen ini terletak di Desa Menggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan. Tempat wisata Api Abadi Mrapen terletak di tepi jalan raya Purwodadi-Semarang, berjarak kurang lebih 26 Kilometer dari Kota Purwodadi.
Di dekat api abadi tersebut terdapat Sendang Dudo. Air sendang ini senantiasa kelihatan mendidih, tetapi tidak panas. Letupan air di Sendang Dudo akan menyala jika terkena api. Selain keajaiban alam tersebut, di kompleks ini tersimpan sebuah batu umpak atau batu bobot yang ramai dikunjungi para peziarah dengan maksud tertentu.
Bledug Kuwu
Tidak kalah menarik dengan Api Abadi Mrapen. Bledung Kuwu juga merupakan salah satu tempat wisata alam Jawa Tengah yang menyajikan keajaiban alam yang langka. Tempat wisata ini terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kredenan, Kabupaten Grobogan, kurang lebih 28 Kilometer ke arah timur Purwodadi.
Keanehan tempat wisata ini adalah adanya letupan lumpur yang airnya mengandung garam. Padahal, tempat itu letaknya cukup jauh dari laut. Konon, menurut cerita rakyat, keanehan itu disebabkan adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan laut selatan.
Lubang itu terjadi dari perjalanan Joko Linglung dari laut selatan menuju Kerajaan Medangkamulan. Adaya kandungan garam di tempat itu oleh masyarakat setempat dimanfaatkan untuk membuat garam secara tradisional.
Hutan Wisata Grojogan Sewu
Hutan Wisata Grojogan Sewu merupakan tempat wisata alam Jawa Tengah yang letaknya 27 Kilometer ke arah timur Kabupaten Karanganyar. Kawasan hutan ini memiliki luas 20 ha. Di kawasan Hutan Wisata Grojogan Sewu terdapat kolam renang untuk anak dan orang dewasa. Tersedia juga warung-warung yang menjual makanan dengan harga terjangkau.
Hutan ini banyak ditumbuhi pohon pinus dan jenis pohon-pohon lainnya. Pohon-pohon ini umurnya ratusan tahun. Selain itu, kawasan hutan ini dihuni oleh sekelompok kera jinak. Jalan setapak yang rapi dan berbatu dapat membuat wisatawan menikmati pemandangan indah yang disajikan secara lebih leluasa.
Hutan ini juga memiliki air terjun yang dikenal dengan sebutan Air Terjun Grojogan Sewu. Grojogan Sewu sendiri berarti ari terjun seribu. Memang, air terjun di sini tidak berjumlah seribu, tetapi wisatawan dapat menikmati beberapa titik air terjun. Ada air terjun setinggi 81 meter, ada pula air terjun yang tidak terlalu tinggi, tetapi pancurannya meluas dan membentuk cabang-cabang.
Pada musim hujan, sekeliling tebing akan dihujani air terjun. Wisatawan yang ingin mendekati air terjun harus berhati-hati karena harus melewati batu-batu besar yang licin. Perpaduan serasi antara hutan dan air terjun merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tempat wisata ini telah berkali-kali menjadi tempat wisata teladan tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Taman Satwa Taru Jurug
Tempat wisata alam Jawa Tengah selanjutnya adalah Taman Satwa Taru Jurug. Taman ini diresmikan pada tanggal 17 Januari 1976. Pada awal pendiriannya, taman ini berupa tempat rekreasi. Namun, pada tahun 1983, sejumlah satwa dari Kebun Binatang Sriwedari dipindahkan ke taman ini. Pada akhirnya, taman ini berubah nama menjadi Taman Satwa Taru Jurug.
Kini taman ini memiliki luas 12 ha. Jenis satwa di Taman Satwa Taru Jurug terbagi dalam lima jenis, yaitu mamalia, aves, primata, reptilia, dan pisces. Taman Satwa Taru Jurug memiliki koleksi binatang langka, seperti burung merak hijau, harimau Sumatra, Iguana, dan Komodo.
Taman rekreasi ini terletak di tepi Sungai Bengawan Solo, tepatnya berada di Jalan Ir. Sutami 40, Jebres, Solo. Wisatawan dapat duduk di bawah pepohonan sambil menikmati keindahan Sungai Bengawan Solo. Wisatawan juga dapat menyaksikan satwa-satwa termasuk satwa yang telah dikeringkan bernama Kyai Anggoro.
Di taman ini terdapat pula Monumen Gesang dan Sanggar Gesang. Kedua bangunan tersebut dibangun untuk menghormati jasa Bapak Gesang sang Maestro Keroncong dengan lagu Bengawan Solonya. Sanggar Gesar saat ini dipergunakan untuk pertunjukan seni musik keroncong.
Area Taman Satwa Taru Jurug berbukit dengan pepohonan yang rindang. Di taman ini juga terdapat berbagai jenis tumbuhan, seperti pohon akasia, pinus, cemara dan flamboyan. Pohon-pohon tersebut tidak hanya berfungsi sebagai konservasi, tetapi juga sebagai tempat berteduh. Di tengah taman terdapat danau hijau yang airnya langsung mengalir menuju Bengawan Solo.
Waduk Gajah Mungkur
Sebelumnya, waduk ini berupa wilayah pegunungan cadas dan dikelilingi oleh bukit-bukit kapur yang susah ditanami. Melihat kondisi tersebut, Pemerintah memutuskan untuk membangun danau buatan seluas 9.000 ha di wilayah itu. Namun, di balik kesuksesan pembangunan waduk ini ribuan penduduk harus dipindahkan melalui program bedol desa ke Provinsi Lampung.
Waduk Gajah Mungkur yang dibangun pada akhir tahun 1970-an dan mulai beroperasi pada tahun 1978 ini berada di area Pegunungan Seribu. Waduk itu tepatnya terletak 3 km arah selatan pusat Kota Kabupaten Wonogiri. Kabupaten Wonogiri sendiri terletak sekitar 30 Kilometer di sebelah tenggara Kota Solo.
Kini Waduk Gajah Mungkur menjadi tempat rekreasi yang sangat indah. Di tempat ini tersedia kapal boat untuk mengelilingi waduk dan tempat memancing. Selain itu, di waduk ini wisatawan dapat menikmati olahraga layang gantung (gantole) dan kegiatan-kegiatan wisata ritual.
Gua Petruk
Dinamakan Gua Petruk karena di dalam gua terdapat stalaktit yang berbentuk mirip dengan hidung petruk. Gua Petruk terletak di Dukuh Mandayana, Desa Candirengga, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Gua ini berjarak 25 Kilometer dari Kabupaten Kebumen.
Gua Petruk memiliki tiga lantai gua dengan sejumlah sungai, sendang, dan air terjun. Di dalam gua itu terdengar tetesa air kapur ibarat kebisingan alam yang tiada henti. Banyak stalaktit yang menyerupai bentuk kehidupan di dunia. Ada salah satu stalaktit yang sangat memukau wisatawan karena stalaktit itu menyerupai tokoh Semar dalam cerita pewayangan.
Gua Jatijajar
Tempat wisata alam Jawa Tengah lainnya adalah Gua Jatijajar. Gua ini terletak 21 Kilometer di sebelah barat daya Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen. Panjang Gua Jatijajar mencapai 250 meter. Di kawasan tempat wisata ini tersedia sarana transportasi, penginapan, dan rumah makan yang relatif representatif.
Tempat wisata Gua Jatijajar dilengkapi taman yang asri dan taman bermain. Taman ini diberi nama Pulau Kera karena di taman ini terdapat banyak patung kera. Gua Jatijajar berkaitan erat dengan legenda Kamandaka (Lutung Kasarung). Legenda tersebut secara tersirat dikisahkan melalui patung-patung yang ada di dalam Gua Jatijajar.
Di Gerbang mulut Gua Jatijajar terdapat lubang di antara stalaktit. Bila cahaya matahari masuk lewat lubang tersebut, akan terlihat sangat indah. Di dalam Gua Jatijajar, terdapat sebuah mata air (sendang) yang konon kabarnya dapat membuat awet muda bagi siapa saja yang mencuci muka dengan air sendang.
Gua Kreo
Menurut legenda, Gua Kreo merupakan petilasan Sunan Kalijaga. Ketika mencari kayu jati untuk membangun Masjid Demak, beliau singgah di gua ini. Diceritakan pada waktu itu Sunan Kalijaga dibantu oleh empat ekor kera. Konon keempat ekor kera tersebut merupakan cikal bakal kera-kera yang hidup di Gua Kreo. Sekarang di gua itu hidup sekitar 300 ekor kera.
Di sekitar gua ini juga terdapat rumpun bambu kerincing. Rumpun bambu itu dipercaya tumbuh dari bekas tusuk sate yang disajikan pada saat Sunan Kalijaga mengadakan selamatan. Daun bambunya berbau daging kambing. Selain bambu kerincing, di sekitar Gua Kreo juga tumbuh bermacam-macam tanaman langika, antara lain pohon beracun, sesambi/kucacil, lanji/wilikukur, kepoh atau jangkah, iwil-iwil dan kemloko.
Di sekitar Gua Kreo ini terdapat hamparan sawah yang luas, tebing-tebing curam penuh pepohonan, dan sungai jernih berbatu sehingga tercipta panorama yang indah. Untuk mencapai mulut gua ini, wisatawan harus menuruni anak tangga yang cukup banyak. Di sebelah utara Gua Kreo terdapat air terjun yang berasal dari berbagai sumber mata air yang jenir dan tidak pernah kering pada musim kemarau.
Untuk sampai di air terjun tersebut, wisatawan harus melalui tangga yang curam. Selain memiliki pemandangan yang indah, Gua Kreo dilengkapi saran-sarana lain, seperti tempat bermain. Tempat wisata alam Gua Kreo terletak di Dukuh Talun Kacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kabupaten Semarang. Lokasinya kurang lebih 13 Kilometer dari Tugu Muda ke arah selatan dan berada di lereng bukit dengan ketinggian 350 meter di atas permukaan laut.
Gua Lawa
Tempat wisata alam Jawa Tengah lainnya adalah Gua Lawa. Jika pada umumnya gua di Indonesia berada di lereng bukit dan batuan kapur sehingga akan membentuk stalaktit dan stalagmit, tapi tidak dengan Guwa Lawa ini. Gua Lawa terbentuk dari proses pendinginan lava. Karena proses ini, batuan Gua Lawa menjadi keras dan kuat tanpa menimbulkan stalaktit dan stalagmit. Untuk bisa melihat dari dekat keindahan Gua Lawa ini, wisatawan harus menuruni lubang tanah dan menelusuri lorong-lorong.
Tempat wisata Gua Lawa terletak di Desa Sirawak, Kecamatan Karangreja, kurang lebih 27 Kilometer dari Kota Purbalingga. Udara di sekitar tempat wisata ini sejuk dan bersih dengan panorama yang indah karena terletak di lereng sebelah timur Gunung Slamet.
Gua Lawa berada pada ketinggian 900 meter di atas permukaan laut. Kompleks Gua Lawa dilengkapi dengan berbagai sarana wisata, seperti taman Lokarta, taman Kenanga, panggung gembira, dan musala.
Umbul Tlatar
Tempat wisata air Tlatar Boyolali merupakan salah satu dari tiga UPTD andalan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali. Umbul Tlatar memanfaatkan mata air alam yang keluar terus-menerus selama 24 jam dari lapisan batuan vulkanik. Tempat ini berada di kaki Gunung Merbabu pada ketinggian 350 meter di atas permukaan laut.
Umbul Tlatar memiliki suasana pedesaan yang alami, asri dan berudara sejuk. Umbul Tlatar menempati lahan seluas 7 hektare dan menyemburkan air dengan debit 650 liter/detik. Ada dua buah pemandian di kawasan Umbul Tlatar yaitu Pemandian Umbul Pengilon dan Pemandian Umbul Asem.
Umbul Tlatar terletak di Dukuh Tlatar, Desa Kebonbimo, Kabupaten Boyolali. Jarak tempuh dari kota kira-kira 4 Kilometer ke arah utara. Fasilitas yang terdapat di tempat wisata Umbul Tlatar meliputi rumah makan lesehan, pemancingan, kios cindera mata, kolam renang, taman wisata air, lapangan woodball, dan panggung hiburan.
Rawa Pening
Menurut Legenda, Rawa Pening merupakan luapan air bah dari bekas cabutan lidi Baru Klinting. Baru Klinting adalah seorang bocah penuh luka di sekujur tubuhnya dan berbau amis. Tidak ada yang mau berteman dengannya, kecuali seorang ibu tua yang rela menolongnya. Saat berada di kerumunan warga kampung yang sombong, dia menancapkan sebatang lidi.
Ia bersumpah bahwa tidak ada seorang pun yang sanggup mencabutnya, kecuali dirinya. Ternyata benar tidak ada yang sanggup mencabut lidi itu. Setelah lidi berhasil dicabut oleh Baru Klinting, keluarlah air yang makin lama makin besar. Akhirnya, air bah itu menenggelamkan kampung tersebut sehingga menjadi telaga.
Rawa Pening merupakan salah satu tempat wisata alam Jawa Tengah, yang telah menyedot perhatian banyak wisatawan. Tempat wisata ini memiliki luas 2.676 ha, menyajikan wisata air dengan perahu-perahu tradisional yang berada di Kabupaten Semarang. Tempat wisata ini berada di kaki Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, Gunung Ungaran, dan Gunung Kendalisodo.
Rawa Pening tepatnya terletak di Bukit Cinta, Kecamatan Ambarawa berjarak 45 kilometer dari Kota Semarang. Luas Rawa Pening mencakup empat wilayah kecamatan, yaitu Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru. Dari Kota Ungaran, Rawa Pening berjarak 25 Kilometer.
Di tempat wisata Rawa Pening terdapat arena pancing alam dan pembangkit tenaga listrik. Para wisatawan dapat melihat aktivitas para nelayan dan tanaman eceng gondok yang menutupi permukaan air Rawa Pening. Lokasi wisata Rawa Pening ini mudah dijangkau dan dilalui jalur kereta api jurusan Kedungjati-Ambarawa. Tempat Wisata ini juga dikelilingi tempat wisata lain dan beberapa rumah makan.
Taman Kyai Langgeng
Taman Kyai Langgeng menempati area seluar 28 ha dan berjarak satu kilometer dari pusat Kota Magelang. Taman Kyai Langgeng tepatnya berada di Jalan Cempaka 6, Magelang. Nama taman ini menggunakan nama Kyai Langgeng karena beliau dimakamkan di kawasan ini. Kyai Langgeng adalah salah seorang pejuang di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro yang berjuang merebut kemerdekaan melawan penjajah Belanda.
Selain suasana yang tenang dan sejuk, tempat wisata ini dilengkapi dengan wahana petualangan, wahana air, wahana permainan, dan wisata religius. Sebagai tempat untuk menambah pengetahuan, Taman Kyai Langgeng juga menyediakan berbagai wahana edukasi, seperti tanaman langka, anjungan dirgantara, taman satwa dan perpustakaan atau desa buku.
Lokawisata Baturraden
Lokawisata Batturanden merupakan salah satu tempat wisata alam Jawa Tengah yang banyak diminati oleh wisatawan baik lokal maupun nasional. Lokawisata Batturaden berada di Kabupaten Banyumas. Tepatnya berada di sebelah selatan kaki Gunung Slamet pada ketinggian 640 meter di atas permukaan laut.
Baturraden terletak 14 Kilometer dari Kota Purwokerto, Cilacap, dan Pulau Nusakambangan dapat terlihat dari Baturraden. Ketika kita melihat Gunung Slamet, kita dapat melihat lereng Gunung Slamet yang tertutup hutan heterogen.
Baturraden memiliki beberapa tempat favorit bagi para wisatawan, seperti wana wisata Baturraden, Pancuran Pitu, dan teater alam. Wana Wisata Baturraden merupakan sebuah hutan alam hijau sebagai tempat berkemah. Pancuran Pitu merupakan tempat pemandian air panas, sedangkan teater alam adalah tempat pertunjukan yang disuguhkan di dalam pesawat terbang.
Umbul Ponggok
Nama Umbul Ponggok diambil dari kata umbul yang berarti mata air dan Ponggok merupakan nama sebuah desa. Letak Umbul Ponggok berada di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Kolam alami itu sudah ada sejak zaman Belanda. Kolam itu berukuran 50X25 meter dan kedalaman rata-rata 1,5-2,6 meter.
Umbul Ponggok digunakan sebagai tempat menyelam. Dasar Umbul Ponggok masih sangat alami berupa hamparan pasir luas, bebatuan dan ribuan ikan warna-warni. Suasana di dasar Umbul Ponggok benar-benar seperti di bawah laut. Meski dipenuhi ikan, air di Umbul Ponggok ini tidak amis, sebab airnya mengalir terus-menerus.
Selain sebagai tempat menyelam, Umbul Ponggok juga digunakan sebagai lokasi latihan diving bagi penyelam pemula sebelum benar-benar menyelam di laut. Bagi anak-anak, tersedia kolam berukuran pendek yang bisa dijadikan lokasi berenang atau sebatas bermain air. Di Umbul Penggok terdapat jasa penyewaan kamera underwater dan sudah termasuk fotografer.
Gardu Pandang Ketep
Gardu pandang ini terletak 21 Kilometer dari Kota Mungkid, yakni jalur Solo-Selo-Borobudur. Gardu Pandang Ketep merupakan tempat wisata alam Jawa Tengah yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Lokasinya tepat berada di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
Dari Pelataran Panca Arga (lima gunung) wisatawan bisa melihat pemandangan Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Sindoro, Tidar, Andong, Pegunungan Menoreh, dan hamparan lahan pertanian. Dari tempat ini, wisatawan juga bisa melihat luncuran lahar panas Gunung Merapi.
Fasilitas lain yang dapat ditemui di tempat wisata ini, antara lain Ketep Volcano Theatre (gedung tempat pemutaran film dokumenter tentang aktivitas Gunung Merapi), Ketep Volcano Center (museum vulkanologi), teropong, dan kios cendera mata/makanan.