Bagaimana sih menulis buku? Sebenarnya hampir mirip menulis tulisan lain, cuma buku lebih fokus dan mendalam. Karena fokus dan mendalam, sehingga lebih tebal halamannya. Berbeda dengan artikel, esai, atau kolom yang tentu lebih pendek.
Apa sih buku itu? Kalau boleh dibuat definisi, buku adalah sekumpulan informasi atau bacaan yang disusun dalam satu jilid/bendel cetakan. Anda tentu bisa membayangkan sendiri, apa sih buku itu. Kalau bentuknya seperti itu bisa disebut buku. Lalu, apa bedanya dengan kitab? Kalau kitab biasanya membahas tentang materi keagamaan. Misalnya, kitab suci berisi ajaran atau wahyu suatu agama. Atau kitab hadis yang berisi ajaran Nabi Muhammad saw., kitab fikih berisi tuntunan ibadah dan muamalah umat Islam. Kata kitab berasal dari bahasa Arab, kataba, yaktubu, kitabatan (kitab). Dalam konteks pesantren, semua buku berbahasa Arab biasanya disebut kitab. Pengertian-pengertian tersebut hanya sekadar patokan saja, Anda boleh punya pengertian yang lain sesuai konteksnya.
Sebuah buku biasanya membahas satu tema utuh dan mendalam, misalnya Kiat Menulis di Media Massa, Kiat Berternak Lele, Kiat Belajar di Perguruan Tinggi, Pengantar Ilmu Sastra, Pengantar Ilmu Politik, dan sejenisnya. Jadi, banyak tema yang bisa digarap, misalnya bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, keamanan, kesenian, agama, pendidikan, dan lainnya sesuai minat dan bakat masing-masing penulis.
Langkah-langkah Menulis Buku
Pertama, menentukan tema pembahasan. Tulis tema apa yang menarik dan Anda kuasai materinya. Kalau temanya sesuai minat dan bakat serta kemampuan Anda, insya Allah buku itu akan segera selesai. Kalau tidak, akan sia-sia dan tidak pernah selesai.
Kedua, mengumpulkan data, referensi (rujukan), informasi, dan sejenisnya sebanyak mungkin. Kalau perlu riset, baik pustaka maupun lapangan. Ini dilakukan agar proses penulisan bisa lebih mudah dan cepat selesai.
Ketiga, membaca, menelaah, dan memilah data, referensi atau buku yang sudah terkumpul. Telaahlah secara saksama data dan informasi yang terkumpul, sehingga Anda punya bayangan (gambaran) apa yang Anda tulis nanti.
Keempat, buatlah kerangka karangan yang berkaitan dengan buku yang Anda tulis. Kerangka ini akan sangat membantu bagaimana Anda merancang dan menyusun naskah buku. Poin-poinnya apa saja, bab-bab, judul, dan subjudul, sehingga sejak awal buku macam apa yang akan dibuat.
Kelima, langkah menuliskan gagasan di mesin ketik atau komputer. Tulislah naskah buku yang Anda rencanakan dengan istikamah (rutin), tulis sedikit demi sedikit, kalau perlu buat jadwal menulis secara konsisten dan disiplin. Tempelkan daftar isi buku di ruang kerja Anda, sehingga terpacu untuk segera menyelesaikan.
Keenam, langkah penyuntingan atau editing, koreksi. Langkah ini penting sekali agar kita bisa memeriksa naskah buku dengan sebaik-baiknya, agar diketahui kesalahannya, salah ketik atau salah konsep, substansi dan isi, misalnya maunya begini kok jadi begitu, bagaimana gaya dan logika bahasa, sudah enak atau belum kalau dibaca, kalimatnya mudah dipahami atau mbulet (berputar-putar), sehingga bisa dibenarkan, demikian selanjutnya. Sebelum ditawarkan ke penerbit, naskah buku sudah perfect (sempurna).
Ketujuh, buku itu mau diapakan. Ditawarkan ke penerbit atau dicetak sendiri. Terserah Anda sesuai keinginan. Kalau mau ditawarkan ke penerbit, silakan dibawa hasil print out dan file-nya dalam disket (flash disk), lalu serahkan ke bagian redaksi penerbit dan tawarkan. Tim redaksi biasanya akan menilai naskah buku tersebut, sekitar sebulan atau dua bulan mungkin sudah ada jawaban, apakah naskah buku tersebut diterima atau ditolak oleh redaksi penerbit. Ikuti saja saran penerbit bila meminta revisi (perbaikan). Kalau ditolak, tawarkan ke penerbit lain siapa tahu diterima. Kalau tidak ada penerbit yang menerima naskah Anda, tetapi Anda yakin terhadap naskah tersebut, bila cukup dana Anda bisa menerbitkan sendiri (self publisher). Nah, bagaimana dengan Anda?
Jadwal dan manajemen waktu menulis
Untuk menyelesaikan sebuah buku, memang perlu stamina dan tenaga yang cukup panjang. Sebab, buku adalah tulisan panjang, bukan seperti artikel atau cerpen. Jadi, Anda harus betul-betul menyiapkan stamina atau tenaga dan juga data yang cukup, sehingga bisa bertahan untuk mengerjakan buku sampai selesai.
Untuk memudahkan penulisan, buatlah jadwal menulis bisa ketat, bisa longgar sesuai dengan kondisi kesibukan Anda. Misalnya, waktu menulis Anda dalam satu hari berapa jam, kapan menulisnya, pagi (habis subuh), siang, sore, dan malam. Atau kalau Anda sibuk sekali, Anda bisa mengatur jadwal sehari perlu menulis berapa jam dan kapan, sehingga target menulis bisa tercapai. Misalnya, satu judul (bab) harus selesai sekian jam atau hari, atau minggu.
Untuk memudahkan target penyelesaian tulisan, Anda bisa menempelkan daftar tulisan (bab demi bab) di tembok, tulisan yang sudah selesai berilah tanda silang atau centang, tandailah mana yang sudah selesai dan mana yang belum. Dengan demikian, Anda akan terpacu untuk menyelesaikan bab demi bab dari buku yang Anda tulis.
Triks Agar Naskah Buku Bisa Diterima Penerbit
Pertama, cari informasi buku apa yang disukai atau bisa diterbitkan oleh penerbit. Bacalah katalog buku yang sudah diterbitkan oleh penerbit. Dengan demikian, Anda tahu selera buku yang diinginkan oleh penerbit untuk diterbitkan. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan Anda boleh mengajukan buku lain. Tetapi lakukan tawaran, apakah penerbit mau menerbitkan naskah yang Anda tawarkan atau tidak.
Kedua, kalau ada saran atau pembenahan dari penerbit, turuti saja, sepanjang tidak melenceng dari isi buku. Anda tidak perlu egois. Kalau egois, penerbit malah marah, dan tidak jadi menerbitkan naskah Anda, hal ini kadang tergantung masalah psikologis. Jadi, lakukan pembenahan sesuai saran penerbit. Perbaiki, sehingga naskah tersebut menjadi layak untuk diterbitkan.
Ketiga, kalau naskah Anda ditolak, tidak perlu putus asa. Coba tawarkan lagi naskah yang ditolak tersebut ke pe¬nerbit lain, barangkali bisa diterbitkan. Kadang tidak di¬sangka, naskah yang dulu ditolak oleh penerbit A, na¬mun akhirnya diterima oleh penerbit B, dan ternyata bisa laku keras. Maka, jangan khawatir dan minder karena pe¬nolakan tersebut.
Keempat, buatlah naskah yang menurut keyakinan Anda bagus (bermutu) dan layak terbit. Artinya, naskah bermutu, namun juga marketable (laku di pasar). Dalam menilai naskah, penerbit biasanya berpedoman pada empat kategori, yaitu 1) bermutu dan marketable, 2) tidak bermutu tetapi marketable, 3) bermutu tetapi tidak marketable, 4) tidak bermutu dan tidak marketable.
Atau empat kategori hanya beda istilah, seperti 1) idealis dan industrialis, 2) tidak idealis tetapi industrialis, 3) idealis tetapi tidak industrialis; 4) tidak idealis dan tidak industrialis. Artinya, idealis (bermutu), dan industrialis (laris/marketable).
Namun, sarannya, Anda jangan menyerah, yakinlah apa yang Anda tulis bermanfaat bagi Anda sendiri dan orang lain. Insya Allah sukses. Selamat mencoba!